Jumat, 13 April 2012

Makanan dan Kesenian Indonesia Semakin Diminati di Korsel


Tak kurang dari 900 tusuk sate, bakso, mi goreng dan berbagai penganan kecil lain yang disiapkan DWP KBRI Seoul di booth Indonesia pada acara Seoul Friendship Fair-Hi Seoul Festival pada 10 Mei 2008 habis diminati pengunjung. Setiap pertunjukan tarian Indonesia yang digelar juga selalu  dikerumuni pengunjung antusias.  Pageralan tari yang paling banyak mendapat sambutan meriah masyarakat Korsel adalah tarian Dolanan Anak yang dibawakan oleh 6 pasang putra-putri staf KBRI Seoul yang masih berusia di bawah 12 tahun, selain juga jenis-jenis tari yang lain antara lain Tari Bali, Tari rantak, dan Tari Jaipong. Antusiasme masyarakat Korsel ini membuktikan bahwa makanan dan kesenian Indonesia semakin dikenal dan semakin diminati oleh masyarakat Korea Selatan.
Selain Seoul Friendship Fair-Hi Seoul Festival, pada Mei ini KBRI Seoul juga aktif mengisi kegiatan berbagai festival budaya di Korsel, antara lain International Night di Yongsan International School of Seoul pada 2 Mei 2008, peringatan Korean Children Day di Children Center pada tanggal 4 Mei 2008 dan Migrant Arirang Festival yang diselenggarakan oleh Korean Ministry of Labour dan perkumpulan pekerja migran di Korsel pada 11 Mei 2008.
Dalam berbagai festival tersebut, KBRI Seoul bekerja sama dengan Dharma Wanita Persatuan (DWP) KBRI Seoul dan Persatuan Pelajar Indonesia di Korea (PERPIKA) memperkenalkan berbagai makanan khas Indonesia menggelar pagelaran tarian Indonesia dari Sabang sampai Merauke.
Musim semi di Korea Selatan merupakan musim yang paling ditunggu-tunggu oleh masyarakat karena pada musim tersebut cuaca mulai menjadi hangat dan orang-orang suka melakukan kegiatan di luar rumah. Kesempatan ini tidak disia-siakan oleh KBRI Seoul untuk melakukan kegiatan promosi citra Indonesia di Korsel, terutama dalam rangka turut menyukseskan progam Visit Indonesia Year 2008 dan menarik arus wisatawan asal Korsel untuk berkunjung ke Indonesia.
Untuk mendorong kegiatan promosi citra Indonesia tersebut, akhirnya KBRI Seoul bekerja sama dengan DWP juga berhasil mendirikan sanggar kesenian Indonesia. Sanggar tari yang beranggotaan para pelajar Indonesia, putra-putri staf KBRI, dan masyarakat Indonesia lainnya di Korsel tersebut telah berjalan secara rutin setiap hari Jumat untuk berlatih tari-tarian Indonesia. Diharapkan agar kegiatan sanggar tari tersebut dapat terus berjalan dengan lancar untuk masa-masa yang akan datang. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Popular Posts

Popular Posts

Popular Posts